Senin, 09 November 2009

MANFAAT TOMAT

Saya menulis soal manfaat tomat karena saat ini mulai mengkonsumi tomat murni. Biasanya sih tomat hadir tercampur dalam hidangan makanan, yang sifatnya kadang-kadang saja terkonsumsi. Hal ini terinspirasi oleh seorang teman dari Ecuador (Daniella) yang tiba-tiba beli tomat banyak banget di pasar candi kuning, sebelum singgah di Subaya, Kintamani. Ternyata tomat itu dimakan mentah sambil dibubuhi garam. Saya mencoba, dan humm, not bad, seger nya mak nyes.

Peristiwa itu sudah 2 minggu lalu sih. Tadi mampir ke Makro dan mau cari buah untuk team saya di Bali Orange Communications. Pandangan mengarah ke tumpukan tomat merah ranum dan lumayan besar ukurannya. Langsung saja ambil 2 kilo. Sampai di kantor, rencananya malam ini mau migrasi beberapa akun hosting ke server baru. Sambil transfer backup, irisan tomat itu saya tutul kan ke bumbu (gula, garam, dan merica). Wuuaaah pemirsa … mak nyes rasanya hahahaha. Seger euy, jadi bersemangat. Kemudian, saya coba browsing mencari artikel manfaat tomat. Ketemu deh, dan gak ada salah nya saya posting kan sekalian.

Hampir semua orang mengenal tomat (Licopersicum esculentum). Buah yang tanpa kenal musim ini ternyata mengandung beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beragam penelitian menunjukan, tomat bermanfaat untuk kesehatan jantung serta penangkal radikal bebas.

Banyak varietas buah tomat, seperti tomat buah yang berukuran besar, tomat sayur dengan ukuran lebih kecil dan tomat ceri yang hanya sebesar kelereng. Apapun jenisnya, tomat mengandung unsur gizi yang hamper sama, yakni kaya akan vitamin A, vitamin C, mineral, serat dan zat fitonutrien.

Kaya Antioksidan
Keisitimewaan lain buah tomat adalah tinginya kandungan likopen. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan. Likopen juga dapat menurunkan risiko terkena kanker, terutama kanker prostat, lambung, tenggorokan dan usus besar. Kandungan asam klorogenat dan asam p-kumarat di dalam tomat mampu melemahkan zat nitrosamin penyebab kanker. Vitamin A yang terkandung di dalam tomat sangat baik untuk kesehatan mata.
Tomat juga banyak dimanfaatkan di dalam industri kecantikan, banyak masker dan pil anti penuaan yang berbahan dasar tomat. Bukan tanpa alasan, pigmen likopen memang terbukti efektif sebagai antioksidan. Zat lain seperti tomatin di dalam tomat bersifat sebagai antiinflamasi, yaitu dapat menyembuhkan luka dan jerawat. Jika Anda demam, tomat juga mempunyai sifat antipiretik alias penurun demam. Sementara serat yang tinggi di dalam tomat mampu mengatasi ganguan pencernaan seperti sembelit dan wasir.

Cegah Penggumpalan Darah
Manfaat tomat sebenarnya sudah di teliti sejak lama, seperti penelitian DR. John Cook Bennet dari Wiloughby University, Ohio, yang dilakukan pada November 1834. Hasil penelitiannya menunjukkan tomat dapat mengobati ganguan pencernaan, diare, memulihkan fungsi lever dan serangan empedu. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, menemukan gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah penyebab stroke dan penyakit jantung. Tomat juga mampu memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakannya.

Dimasak Lebih Baik
Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen akan meningkat 10 kali lipat ketika tomat diolah menjadi saus atau pasta tomat.
Likopen merupakan bagian dari karotenoid yang larut dalam lemak, namun likopen yang larut di dalam lemak justru sulit di serap oleh tubuh. Karenanya, disarankan mengolah tomat dengan cara di rebus atau dikukus. Mengkonsumsi sebaiknya pilih yang tomat organik. Tomat organik lebih sehat karena bebas dari residu kimia, baik dari pupuk dan pestisida. Tomat dari hasil organik juga lebih tinggi kandungan kalsiumnya, sekitar 23 mg dibandingkan tomat unorganik yang hanya mengandung 5 mg kalsium. Teks & Foto: Budi Sutomo

Tabel Kandungan Gizi Tomat/100 g

Tomat Masak
Kalori 20 kal
Protein 1.0 g
Lemak 0.3 g
Karbohidrat 4.2 g
Kalsium 5 mg
Vitamin A 1500 SI
Viamin C 40 mg

Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan. Depkes (1979)

KHASIAT BUAH MELON

Khasiat buah melon

January 7, 2009 by Administrator
Filed under Healthy

Anda barangkali sering meremehkan buah melon yang Anda makan. Padahal buah yang murah meriah ini mengandung banyak khasiat yang luar biasa sebagai pencegah penyakit. Sekitar 95% daging buah melon mengandung air, sehingga bisa memberi rasa dingin dan efek yang menyejukkan. Karena mempunyai sifat menyegarkan, buah melon dapat meredakan rasa panas dalam perut. Buah melon banyak mengandung Vitamin A, B dan C serta mengandung protein, kalsium dan fosfor. Kandungan mineral pada buah melon bahkan mampu menghilangkan keasaman tubuh dan mempunyai sifat menyembuhkan sembelit. Keasaman tubuh perlu dihilangkan karena akan menggangu pencernaan, khususnya pada organ lambung.

Kandungan nutrisi buah melon adalah 15,00 mg kalsium; 25,00 mg fosfor; 0,5 mg besi; 34 mg Vitamin C; 640 mg I.U Vitamin A; dan 0,03 mg Vitamin B1. Buah melon mengandung antikoagulan yang disebut dengan adenosine sehingga mampu menghentikan penggumpalan sel darah yang dapat memicu timbulnya penyakit stroke atau jantung. Sementara itu, kandungan karotenoid buah melon yang tinggi dapat mencegah kanker dan menurunkan resiko serangan kanker paru-paru karena merupakan senyawa utama penyerang penyakit kanker.

Buah melon mempunyai daya diuretik yang sangat baik sehingga bisa menyembuhkan penyakit ginjal dan penyakit eksim yang parah dan akut. Jika dikombinasikan dengan buah lemon, maka buah melon dapat menumpas penyakit asam urat. Jadi ada baiknya Anda mengkonsumsi buah melon sehari sekali secara rutin pada pagi hari.

Jadi kesimpulannya, manfaat buah melon bagi kesehatan tubuh kita adalah:

  1. Sebagai antikanker.
  2. Membantu sistem pembuangan dengan mencegah sembelit.
  3. Menurunkan resiko serangan penyakit jantung dan stroke.
  4. Mencegah penggumpalan darah.
  5. Menurunkan resiko penyakit ginjal.
  6. Menyembuhkan penyakit eksim.
  7. Mencegah dan menyembuhkan panas dalam.

PRODUKSI BENIH PADI di PROVINSI BANTEN

Produksi Benih Padi di Provinsi Banten
Benih bukan hanya sekedar bahan tanam, tetapi juga merupakan salah satu sarana pembawa teknologi (delevery system) yang mengandung potensi genetik untuk meningkatkan produksi tanaman. Melalui penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, mempunyai mutu produk yang sesuai serta diaplikasikan pada skala luas akan memberikan dampak pada peningkatan produksi dan kualitas produk. Hal tersebut dapat dicapai jika ditunjang dengan sistem perbenihan yang handal sehingga mampu menyediakan benih dengan enam tepat persyaratan yaitu tepat waktu, varietas, mutu, jumlah , lokasi dan harga.
Kegiatan produksi benih menggunakan teknologi baku/standar sehingga mutu benih yang dihasilkan terjamin. Secara umum penangkaran benih di Provinsi Banten menggunakan konsep PTT yang yang dipadukan dengan prinsip produksi benih yaitu meliputi : 1) pemilihan lokasi (aksesibilitas dan ketersediaan infrasturuktur), 2) penanaman (sistim legowo 2:1, 1 bibit per lubang, umur 15-21 hari), 3) pemupukan N dengan BWD, P dan K berdasarkan hasil analisa tanah, 4) pengelolaan hama dan penyakit terpadu, 5) roguing (stadia vegetatif awal dan akhir, serta stadia generatif awal dan akhir), 6) panen, 7) pengolahan benih dan pengemasan benih. Benih sumber padi yang ditangkarkan meliputi benih dasar (FS) dan benih pokok (SS). Varietas benih yang ditangkarkan meliputi varietas Cigeulis, Ciherang, Gilirang, Mekongga, Cibogo, Ciapus, Situ Bagendit, dan Bondoyudo. Lokasi penangkaran benih di Kabupaten Serang (Kecamatan Ciruas, Kasemen dan Carenang), Kabupaten Pandeglang (Kecamatan Banjar, Cimanuk, dan Jiput), serta Kabupaten Lebak (Kecamatan Cibadak dan rangkasbitung).
Secara umum produktivitas benih padi antar kabupaten berbeda. Nilai produktivitas antar Kabupaten yang tertinggi ke terendah berturut-turut adalah Kabupaten Lebak (4,48 t/ha), Pandeglang (4,44 t/ha) dan Serang (3,27 t/ha). Sedangkan produktivitas tertinggi dihasilkan oleh varietas Bondoyudo (4,85 t/ha) disusul oleh Mekongga (4,76 t/ha), Cigeulis (4,73 t/ha), Gilirang (4,31 t/ha), Ciherang (3,94 t/ha), Situ Bagendit (3,84 t/ha), Cibogo (3,66 t/ha), dan terendah adalah varietas Ciapus (2,26 t/ha). Selain produktivitas, juga dilakukan pengujian minat petani terhadap varietas padi yang ditangkarkan. Kecenderungan minat petani terkonsentrasi pada varietas Gilirang (64,58 %) diikuti varietas Ciherang dan Cigeulis (61,90 %), Situ Bagendit (52,78 %), Mekongga (45,61 %), Ciapus (40,47 %), Bondoyudo (38,68 %) dan Cibogo (37,99 %).
#Pepi Nur Susilawati, Sri Kurniawati, dan Ratna Wulanda

Rabu, 04 November 2009

Alasan kesehatan dan kelestarian alam menjadikan pertanian organik sebagai salah satu alternatif pertanian modern. Pertanian organik mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari input bahan sintetik, baik berupa pupuk, herbisida, maupun pestisida sintetik. Namun, petani sering mengeluhkan hasil pertanian organik yang produktivitasnya cenderung rendah dan lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Masalah ini sebenarnya bisa diatasi dengan memanfaatkan bioteknologi berbasis mikroba yang diambil dari sumber-sumber kekayaan hayati.

Tanah sangat kaya akan keragaman mikroorganisme, seperti bakteri, aktinomicetes, fungi, protozoa, alga dan virus. Tanah pertanian yang subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar mikroba tanah memiliki peranan yang menguntungan bagi pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah organik, re-cycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen, pelarutan fosfat, merangsang pertumbuhan, biokontrol patogen dan membantu penyerapan unsur hara. Bioteknologi berbasis mikroba dikembangkan dengan memanfaatkan peran-peran penting mikroba tersebut.



Teknologi Kompos Bioaktif

Salah satu masalah yang sering ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah organik yang telah mengalami penghacuran sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengkomposan alami memakan waktu yang sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman.

Proses pengomposan dapat dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang berkemampuan tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa bulan menjadi beberapa minggu saja. Di pasaran saat ini banyak tersedia produk-produk biodekomposer untuk mempercepat proses pengomposan, misalnya: SuperDec, OrgaDec, EM4, EM Lestari, Starbio, Degra Simba, Stardec, dan lain-lain.

Kompos bioaktif adalah kompos yang diproduksi dengan bantuan mikroba lignoselulolitik unggul yang tetap bertahan di dalam kompos dan berperan sebagai agensia hayati pengendali penyakit tanaman. SuperDec dan OrgaDec, biodekomposer yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI), dikembangkan berdasarkan filosofi tersebut. Mikroba biodekomposer unggul yang digunakan adalah Trichoderma pseudokoningii , Cytopaga sp, dan fungi pelapuk putih. Mikroba tersebut mampu mempercepat proses pengomposan menjadi sekitar 2-3 minggu. Mikroba akan tetap hidup dan aktif di dalam kompos. Ketika kompos tersebut diberikan ke tanah, mikroba akan berperan untuk mengendalikan organisme patogen penyebab penyakit tanaman.

Biofertilizer

Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih : 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.

Mikroba-mikroba tanah banyak yang berperan di dalam penyediaan maupun penyerapan unsur hara bagi tanaman. Tiga unsur hara penting tanaman, yaitu Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K) seluruhnya melibatkan aktivitas mikroba. Hara N tersedia melimpah di udara. Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tidak dapat langsung dimanfaatkan tanaman. N harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya menjadi tersedia bagi tanaman. Mikroba penambat N ada yang bersimbiosis dan ada pula yang hidup bebas. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.

Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.

Kelompok mikroba lain yang juga berperan dalam penyerapan unsur P adalah Mikoriza yang bersimbiosis pada akar tanaman. Setidaknya ada dua jenis mikoriza yang sering dipakai untuk biofertilizer, yaitu: ektomikoriza dan endomikoriza. Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus sp dan Gigaspora sp.

Beberapa mikroba tanah mampu menghasilkan hormon tanaman yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hormon yang dihasilkan oleh mikroba akan diserap oleh tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lebih cepat atau lebih besar. Kelompok mikroba yang mampu menghasilkan hormon tanaman, antara lain: Pseudomonas sp dan Azotobacter sp.

Mikroba-mikroba bermanfaat tersebut diformulasikan dalam bahan pembawa khusus dan digunakan sebagai biofertilizer. Hasil penelitian yang dilakukan oleh BPBPI mendapatkan bahwa biofertilizer setidaknya dapat mensuplai lebih dari setengah kebutuhan hara tanaman. Biofertilizer yang tersedia di pasaran antara lain: Emas, Rhiphosant, Kamizae, OST dan Simbionriza.

Agen Biokontrol

Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala serius dalam budidaya pertanian organik. Jenis-jenis tanaman yang terbiasa dilindungi oleh pestisida kimia, umumnya sangat rentan terhadap serangan hama dan penyakit ketika dibudidayakan dengan sistim organik. Alam sebenarnya telah menyediakan mekanisme perlindungan alami. Di alam terdapat mikroba yang dapat mengendalikan organisme patogen tersebut. Organisme patogen akan merugikan tanaman ketika terjadi ketidakseimbangan populasi antara organisme patogen dengan mikroba pengendalinya, di mana jumlah organisme patogen lebih banyak daripada jumlah mikroba pengendalinya. Apabila kita dapat menyeimbangakan populasi kedua jenis organisme ini, maka hama dan penyakit tanaman dapat dihindari.

Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.

Aplikasi pada Pertanian Organik

Produk-produk bioteknologi mikroba hampir seluruhnya menggunakan bahan-bahan alami. Produk ini dapat memenuhi kebutuhan petani organik. Kebutuhan bahan organik dan hara tanaman dapat dipenuhi dengan kompos bioaktif dan aktivator pengomposan. Aplikasi biofertilizer pada pertanian organik dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman yang selama ini dipenuhi dari pupuk-pupuk kimia. Serangan hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan memanfaatkan biokotrol.

Petani Indonesia yang menerapkan sistem pertanian organik umumnya hanya mengandalkan kompos dan cenderung membiarkan serangan hama dan penyakit tanaman. Dengan tersedianya bioteknologi berbasis mikroba, petani organik tidak perlu kawatir dengan masalah ketersediaan bahan organik, unsur hara, dan serangan hama dan penyakit tanaman.

Penulis:

Isroi, S.Si, M.Si
Peneliti Mikroba
Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia
Lembaga Riset Perkebunan Indonesia
Jalan Taman Kencana No. 1 Bogor 16151
Telp. 0251 324048/327449
Fax. 0251 328516
Email: ipardboo@indo.net.id ; isroi@ipard.com

UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN TANAMAN

Sejarah Pertanian Indonesia secara Intensif dimulai kurang lebih semenjak tahun 1969 pada saat dimulainya program Intesivikasi Masal(INMAS) untuk petani sebagai dampak revolusi hijau ditingkat Dunia. Saat Ini (Journal Ilmiah Soil science,1998) dari sekian banyak unsur yang ada dialam, semua jenis tanaman membutuhkan mutlak (harus tersedia/tdk boleh tidak ada)13 macam Unsur hara essensial.Ada Unsur Hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar(unsur Makro,yaitu N,P,K,Ca,S dan Mg)dan (Unsur Mikro,yaitu;Fe,Cu,Zn,Mn,B,Na,Cl)yang masing-masing mempunyai peranan sendiri-sendiri.

Tanaman membutuhkan Dua Unsur Hara yaitu :
Unsur Hara Makro dan Mikro.....

Unsur Hara makro maupun mikro walaupun berbeda dalam jumlah kebutuhanya,namun dalam fungsi pada tanaman,masing-masing unsur sama pentingnya dan tidak bisa digantikan satu sama lain.kalau diilustrasikan ibarat roda mobil dengan setir /kemudi.dalam junlah kebutuhan ,roda dibutuhkan lebih banyak daripada kemudi,namun dari segi kepentinganya,roda tidak dapat mengalahakan kemudi.dalam hal ini unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-sendiri terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman,sehingga ketika terjadi kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut maka akan mengakibatkan tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Unsur Hara yang diberikan pada tanaman sebaiknya sudah dalam bentuk ion seperti: NH,HPO,K,Mg,SO, dan lain-lain agar langsung dapat diserap tanaman.......(Bersambung)...

CARA ATASI HAMA ANTAURIUM


Anthurium memang cenderung tahan terhadap serangan hama. Tetapi tetap saja ada kemungkinan tanaman Anda terserang.

Anthurium memang cenderung tahan terhadap serangan hama. Tetapi tetap saja ada kemungkinan tanaman Anda terserang. Berikut informasi mengenai hama dan cara penanganannya.

a. Aphid
Wujud hama ini adalah kutu berwarna kuning. Aphid biasanya hidup bergerombol pada pucuk tanaman dan pangkal bunga. Penyebarannya terhitung cepat. Karena aphid menghisap cairan daun, daun yang terserang tumbuh tidak sempurna, cenderung keriting, menghitam, dan kering.

Penanggulangan: gunakan insektisida seperti Ye Man Te, Demiter, Supracide, Decis, Curacron, atau Basudin. Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing dan nervous disturbing. Artinya, bila insektisida mengenai serangga, serangga langsung mati. Jika tidak mati kemampuan reproduksinya hilang, sehingga terputuslah siklus hidup serangga. Semprotkan insektisida ke bagian tanaman yang terserang aphid seminggu sekali dalam kurun waktu tiga minggu. Pencegahan dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sekali dalam sebulan.

b. Fungus Gnat
Fungus gnat adalah hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Ia hidup pada media tanam yang lembab. Adenium yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncup bunganya. Kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur.
Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Ye Man Te, Demier, atau Proleaf ke bagian tanaman yang terserang. Alternatif lain Trigard dan Agrimec dengan dosis 0.5/liter air.

c. Mealy Bug
Hama ini berupa kutu berwarna putih dan mempunyai sejenis tepung yang dijumpai pada ketiak dan pucuk daun muda. Serangannya menyebabkan pertumbuhan pucuk yang abnormal. Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Proleaf ke bagian tanaman yang terserang.

d. Nematoda
Nematoda umumnya ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang. Gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang masih muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil menggerogoti akar adenium.

Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang, terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah.

Penanggulangan: cabut tanaman dari pot dan cuci akarnya pada air yang mengalir. Potong dan buang semua akar serabut yang rusak dan busuk. Selanjutnya akar direndam dalam larutan insektisida atau nematisida (misalnya atau nematisida Dazomet 98% dengan dosis sesuai anjuran) hingga seluruh akar dan pangkal batang terendam selama setengah jam. Selanjutnya angkat tanaman dan angin-anginkan di tempat teduh selama 1—2 minggu. Setelah tanaman sehat sebaiknya ditanam pada media tanam baru yang steril. Gunakan media tanam yang bersih dan bahan organik yang sudah matang benar. Jika perlu bisa ditambahkan nematisida butiran seperti Furadan 3G yang dicampur dalam media tanam.

e. Root Mealy Bug
Hama berupa kutu rambut berwarna putih ini umumnya dijumpai pada media tanam yang lembab. Tanaman yang terserang mengalami layu pucuk, kerusakan batang, dan disertai pembusukan akar. Jika media tanam dibongkar akan tampak hewan kecil bertepung putih yang menempel pada akar yang busuk.

Penanggulangan: gunakan gabungan nematisida, insektisida, dan fungisida, seperti Sursban atau Diainon (dosis 1 ml/l) atau Dazomet 98% dengan cara disiramkan langsung ke media tanam, atau ganti seluruh media tanam dengan media tanam baru yang steril. Untuk pencegahan, bisa dilakukan penyemprotan insektisida sebulan sekali.

f. Semut
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot, sehingga bisa merusak akar dan tunas adenium. Semut tergolong vektor penyakit.
Penanggulangan: merendam sebentar pot adenium ke dalam air atau menyiramnya menggunakan obat antisemut.

g. Spider Mite
Hama ini bentuknya mirip laba-laba dan berwarna merah. Nama lainnya motes atau tungau merah. Hama ini senang bersembunyi di bawah daun dan ketiak daun. Adenium yang daunnya berbulu sangat rentan terhadap serangan hama ini karena si tungau suka bersembunyi di sela-sela bulu halus tadi sembari menghisap carian daun dan batang. Pada tanaman sakit di bagian bawah daun atau batang ditemukan sarang tungau merah berupa benang halus.

Gejala awalnya, daun akan berwarna kusam. Selanjutnya daun menguning dan cepat berguguran. Di samping itu tampak titik-titik kecil warna merah kecoklatan di permukaan daun. Serangannya bisa fatal ditandai dengan gugurnya daun dan keringnya pucuk batang karena cairan tanaman terhisap habis.

Penanggulangan: gunakan akarisida, misalnya Kelthane atau Omite. Semprotkan ke seluruh tanaman dan lingkungan sekitar dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan 2—4 kali setiap minggu. Tak perlu khawatir jika setelah disemprot daun-daun adenium berguguran, karena daun yang baru dan sehat akan segera muncul. Pencegahan paling efektif adalah meletakkan tanaman di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik, terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Hama ini tidak menyukai tempat yang berangin kencang dan terkena siraman air hujan terus menerus.

h. Thrips
Wujudnya adalah kutu berwarna hitam yang bergerak cepat. Thrips menyerang kuncup bunga sehingga gagal mengembang dan menjadi kering. Penanggulangan dengan menyemprotkan insektisida, seperti Detimer, ke bagian yang terkena serangan.


Sumber: (Tabloid Rumah/dmn/KCM)


Hit counter: 57
[Klik di sini] untuk kembali

Cara Atasi Hama Anthurium

Anthurium memang cenderung tahan terhadap serangan hama. Tetapi tetap saja ada kemungkinan tanaman Anda terserang.

Anthurium memang cenderung tahan terhadap serangan hama. Tetapi tetap saja ada kemungkinan tanaman Anda terserang. Berikut informasi mengenai hama dan cara penanganannya.

a. Aphid
Wujud hama ini adalah kutu berwarna kuning. Aphid biasanya hidup bergerombol pada pucuk tanaman dan pangkal bunga. Penyebarannya terhitung cepat. Karena aphid menghisap cairan daun, daun yang terserang tumbuh tidak sempurna, cenderung keriting, menghitam, dan kering.

Penanggulangan: gunakan insektisida seperti Ye Man Te, Demiter, Supracide, Decis, Curacron, atau Basudin. Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing dan nervous disturbing. Artinya, bila insektisida mengenai serangga, serangga langsung mati. Jika tidak mati kemampuan reproduksinya hilang, sehingga terputuslah siklus hidup serangga. Semprotkan insektisida ke bagian tanaman yang terserang aphid seminggu sekali dalam kurun waktu tiga minggu. Pencegahan dilakukan dengan menyemprotkan insektisida sekali dalam sebulan.

b. Fungus Gnat
Fungus gnat adalah hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna hitam. Ia hidup pada media tanam yang lembab. Adenium yang terserang ditandai dengan adanya bintik hitam di kuncup bunganya. Kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur.
Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Ye Man Te, Demier, atau Proleaf ke bagian tanaman yang terserang. Alternatif lain Trigard dan Agrimec dengan dosis 0.5/liter air.

c. Mealy Bug
Hama ini berupa kutu berwarna putih dan mempunyai sejenis tepung yang dijumpai pada ketiak dan pucuk daun muda. Serangannya menyebabkan pertumbuhan pucuk yang abnormal. Penanggulangan: semprotkan insektisida, seperti Proleaf ke bagian tanaman yang terserang.

d. Nematoda
Nematoda umumnya ditemukan di media tanam yang diberi pupuk kandang. Gejala awal adalah menguningnya daun dan gugurnya kuncup bunga yang masih muda. Bagian yang diserang nematode adalah akar adenium. Jika adenium yang sakit dicabut dari potnya akan terlihat semacam umbi di akar serabut. Di samping itu ujung akar serabut banyak yang mati dan pangkal akar mengeriput atau berlubang. Jika dilihat dengan mikroskop akan tampak banyak cacing kecil menggerogoti akar adenium.

Kerusakan tanaman disebabkan sekresi air ludah yang diinjeksikan ke dalam tanaman saat nematoda menggigit atau memakan tanaman. Proses ini bisa menyebabkan kematian karena kekuatan akar dan tunas hilang, terbentuk luka, jaringan tanaman membengkak dan pecah.

Penanggulangan: cabut tanaman dari pot dan cuci akarnya pada air yang mengalir. Potong dan buang semua akar serabut yang rusak dan busuk. Selanjutnya akar direndam dalam larutan insektisida atau nematisida (misalnya atau nematisida Dazomet 98% dengan dosis sesuai anjuran) hingga seluruh akar dan pangkal batang terendam selama setengah jam. Selanjutnya angkat tanaman dan angin-anginkan di tempat teduh selama 1—2 minggu. Setelah tanaman sehat sebaiknya ditanam pada media tanam baru yang steril. Gunakan media tanam yang bersih dan bahan organik yang sudah matang benar. Jika perlu bisa ditambahkan nematisida butiran seperti Furadan 3G yang dicampur dalam media tanam.

e. Root Mealy Bug
Hama berupa kutu rambut berwarna putih ini umumnya dijumpai pada media tanam yang lembab. Tanaman yang terserang mengalami layu pucuk, kerusakan batang, dan disertai pembusukan akar. Jika media tanam dibongkar akan tampak hewan kecil bertepung putih yang menempel pada akar yang busuk.

Penanggulangan: gunakan gabungan nematisida, insektisida, dan fungisida, seperti Sursban atau Diainon (dosis 1 ml/l) atau Dazomet 98% dengan cara disiramkan langsung ke media tanam, atau ganti seluruh media tanam dengan media tanam baru yang steril. Untuk pencegahan, bisa dilakukan penyemprotan insektisida sebulan sekali.

f. Semut
Semut sering bersarang di dalam media tanam atau di bawah pot, sehingga bisa merusak akar dan tunas adenium. Semut tergolong vektor penyakit.
Penanggulangan: merendam sebentar pot adenium ke dalam air atau menyiramnya menggunakan obat antisemut.

g. Spider Mite
Hama ini bentuknya mirip laba-laba dan berwarna merah. Nama lainnya motes atau tungau merah. Hama ini senang bersembunyi di bawah daun dan ketiak daun. Adenium yang daunnya berbulu sangat rentan terhadap serangan hama ini karena si tungau suka bersembunyi di sela-sela bulu halus tadi sembari menghisap carian daun dan batang. Pada tanaman sakit di bagian bawah daun atau batang ditemukan sarang tungau merah berupa benang halus.

Gejala awalnya, daun akan berwarna kusam. Selanjutnya daun menguning dan cepat berguguran. Di samping itu tampak titik-titik kecil warna merah kecoklatan di permukaan daun. Serangannya bisa fatal ditandai dengan gugurnya daun dan keringnya pucuk batang karena cairan tanaman terhisap habis.

Penanggulangan: gunakan akarisida, misalnya Kelthane atau Omite. Semprotkan ke seluruh tanaman dan lingkungan sekitar dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan 2—4 kali setiap minggu. Tak perlu khawatir jika setelah disemprot daun-daun adenium berguguran, karena daun yang baru dan sehat akan segera muncul. Pencegahan paling efektif adalah meletakkan tanaman di tempat yang memiliki sirkulasi udara baik, terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Hama ini tidak menyukai tempat yang berangin kencang dan terkena siraman air hujan terus menerus.

h. Thrips
Wujudnya adalah kutu berwarna hitam yang bergerak cepat. Thrips menyerang kuncup bunga sehingga gagal mengembang dan menjadi kering. Penanggulangan dengan menyemprotkan insektisida, seperti Detimer, ke bagian yang terkena serangan.


Sumber: (Tabloid Rumah/dmn/KCM)


Hit counter: 57
[Klik di sini] untuk kembali